Thursday, October 23, 2008

39. Respect Everyone

Bertahun-tahun dahulu, pada malam hujan badai,
seorang laki-laki tua dan istrinya masuk ke sebuah lobby hotel kecil di
Philadelphia.
Mencoba menghindari hujan, pasangan ini mendekati meja resepsionis untuk
mendapatkan tempat bermalam.
"Dapatkan anda memberi kami sebuah kamar disini ?" tanya sang suami.

Sang pelayan, seorang laki-laki ramah dengan tersenyum memandang kepada
pasangan itu dan menjelaskan bahwa ada tiga acara konvensi di kota.

"Semua kamar kami telah penuh," pelayan berkata.
"Tapi saya tidak dapat mengirim pasangan yang baik seperti anda keluar
kehujanan pada pukul satu dini hari. Mungkin anda mau tidur di ruangan
milik saya ?
Tidak terlalu bagus, tapi cukup untuk membuat anda tidur dengan nyaman
malam ini."
Ketika pasangan ini ragu-ragu, pelayan muda ini membujuk. "Jangan
khawatir tentang saya. Saya akan baik-baik saja," kata sang pelayan.
Akhirnya pasangan ini setuju.

Ketika pagi hari saat tagihan dibayar, laki-laki tua itu berkata kepada
sang pelayan,
"Anda seperti seorang manager yang baik yang seharusnya menjadi pemilik
hotel terbaik di Amerika.
Mungkin suatu hari saya akan membangun sebuah hotel untuk anda."
Sang pelayan melihat mereka dan tersenyum.
Mereka bertiga tertawa.
Saat pasangan ini dalam perjalanan pergi, pasangan tua ini setuju bahwa
pelayan yang sangat membantu ini sungguh suatu yang langka,
menemukan sesorang yang ramah bersahabat dan penolong bukanlah satu hal
yang mudah.

Dua tahun berlalu. Sang pelayan hampir melupakan kejadian itu ketika ia
menerima surat dari laki-laki tua tersebut.
Surat tersebut mengingatkannya pada malam hujan badai dan disertai
dengan tiket pulang-pergi ke New York,
meminta laki-laki muda ini datang mengunjungi pasangan tua tersebut.
Laki-laki tua ini bertemu dengannya di New York, dan membawa dia kesudut
Fifth Avenue and 34th Street.
Dia menunjuk sebuah gedung baru yang megah di sana, sebuah istana dengan
batu kemerahan, dengan menara yang menjulang ke langit.

" Itu," kata laki-laki tua, "adalah hotel yang baru saja saya bangun
untuk engkau kelola".
"Anda pasti sedang bergurau," jawab laki-laki muda.
"Saya jamin, saya tidak," kata laki-laki tua itu, dengan tersenyum lebar.

Nama laki-laki tua itu adalah William Waldorf Astor, dan struktur
bangunan megah tersebut adalah bentuk asli dari Waldorf-Astoria Hotel.
Laki-laki muda yang kemudian menjadi manager pertama adalah George C.
Boldt. Pelayan muda ini tidak akan pernah melupakan kejadian yang
membawa dia untuk menjadi manager dari salah satu jaringan hotel paling
bergengsi di dunia.

Pelajarannya adalah........ perlakukanlah semua orang dengan kasih,
kemurahan dan hormat, dan anda tidak akan gagal.

No comments: