Friday, February 12, 2016

158. INGATLAH AKU ANAKKU




INGATLAH AKU ANAKKU


Anakku
Disaat aku telah menjadi tua aku tahu itu bukan diriku yang dulu lagi jadi maklumilah aku dan bersabarlah engkau dalam menghadapiku.

Anakku
Disaat aku tidak lagi dapat mengingat cara mengikat tali sepatuku, selalu ingatlah saat aku dulu mengajarimu, membimbingmu untuk melakukannya.

Anakku
Disaat aku telah berubah menjadi pikun dan selalu mengulang ulang segala ucapanku, selalu bersabarlah mendengarkanku  dan jangan pernah memotong ucapanku karena dulu dimasa kecilmu aku juga selalu mengulang ulang dengan sabar sebuah cerita yang mungkin telah ribuan kali aku ceritakan kepadamu  hingga dirimu terlelap dalam tidur.

Anakku
Disaat aku membutuhkan pertolongan untuk mandi, jangan pernah menyalahkanku  dan selalu  ingatlah dimasa kecilmu bagaimana aku dengan segala cara selalu membujukmu untuk mandi.

Anakku
Disaat aku bingung menghadapi  segala tehnologi yang serba modern, janganlah kamu menertawakanku, ingatlah dulu saat aku dengan sabar  selalu menjawab semua pertanyaanmu diwaktu kecil.

Anakku
Disaat kedua kaki ku menjadi lemah untuk melangkah, ulurkanlah tanganmu yang masih muda dan kuat dan ingatlah bagaimana saat kamu kecil dulu belajar berjalan  karena aku selalu menuntunmu untuk belajar melangkah berjalan .

Anakku                                                                                    
Disaat aku melupakan topik pembicaraan, berikan aku sedikit waktu untuk dapat mengingat pembicaraan itu sebetulnya pembicaraan itu bukanlah hal yang penting bagiku karena disaat aku tua asalkan kau berada disisiku, dan mau menemaniku aku telah merasa bahagia karena yang terpenting anakku mau menemaniku.

Anakku
Disaat dirimu melihat diriku menua janganlah bersedih, maklumilah diriku , dukunglah aku seperti dulu aku mendampingimu untuk mulai belajar tentang kehidupan.

Anakku
Semoga disaat kamu telah dewasa  kamu paham tentang itu, jangan pernah sia siakan aku yang telah redup dan menua.